IKHLAS DAN ISTIQOMAH MENURUT PERAWI HADITS
(BUKHORI DAN MUSLIM)
Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah : Hadist
Dosen Pengampu : DR. Fadlolan Musaffa, LC, MA
Disusun oleh :
Akhmad Khanif Syaifudin 131211088
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI WALISONGO SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap muslim yang telah mengikrarkan dirinya bahwa Allah adalah Tuhannya, nabi Muhammad adalah
Rasulnya, Islam adalah agamanya, dan Al-Qur’an adalah pedoman hidupnya, seperti
apa yang telah kita pelajari pada minggu kemarin mengenai tentang Iman, Islam,
dan Ihsan. Senantiasa harus bisa merealisasikan ikrar tersebut dengan
nilai-nilai yang dijalani. Dan nilai-nilai yang dimaksud disini adalah bagaimana
cara kita dalam menjalani kehidupan dengan cara yang sesuai dengan syariat
agama Islam.
Setiap dimensi kehidupan harus bisa terwarnai dengan nilai-nilai tersebut
baik karena senang dan susah ataupun aman dan tentram. Tapi kita tentu sadar
bahwa setiap orang memiliki kekurangan didalam pemahaman mengenai agamanya
sendiri, sehingga sudah tentu mereka
juga pasti blum bisa mengimplikasikan nilai-nilau tersebut didalam
kehidupannya. Sekalipun ada orang yang betul-betul paham akan ajaran agamanya
dan mampu mengimplikasikannya di kehidupannya, belum tentu apa yang dilakukan
itu dapat selamat dari sifat-sifat duniawi dan bahkan dapat mmengurangi pahala
perbuatannya sendiri. Oleh sebab itu, sifat-sifat yang akan dibahas pada
pertemuan ini, semoga dapat menjadi jembatan agar perbuatan kita didunia ini
menjadi berharga dan besar pahala serta mendapat jaminan surga. Dan sekilas
mengenai pembahasan pada kali ini adalah akan membahas tentang sifat ikhlas dan
istiqomah dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ikhlas?
2. Bagaimana hadist
tentang ikhlas?
3. Apa pengertian
istiqomah?
4. Bagaimana hadist
tentang istiqomah?
5. Bagaimana cara
membentuk diri yang ikhlas dan istiqomah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ikhlas
Ikhlas secara etimologi
adalah bahaa Arab yang berakar pada kata خلص yang berarti bersih,
jernih dan tidak tercampur. Ikhlas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
artinya bersih hati, tulus hati. Ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan
suatu amalan ibadah kita diterima Allah SWT. Sedangkan secara terminologi,
ikhlas adalah beramal semata-mata karena mengharap ridho Allah SWT, atau
memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala
dari Nya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap balasan dari Allah,
tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain.
Sedangkan
ikhlas menurut pendapat para ulama’ adalah memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan
diri) kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain,
ikhlas adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk
ketaatan. Atau mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi
kepada Al Khaaliq.
Imam
Ibnul Qayyim menjelaskan arti ikhlas yaitu
mengesakan Allah di dalam tujuan atau keinginan ketika melakukan ketaatan,
beliau juga menjelaskan bahwa makna ikhlas adalah memurnikan amalan dari segala
yang mengotorinya. Inilah bentuk pengamalan dari firman
Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 5
x‚$ƒÎ) ߉ç7÷ètR y‚$ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
Artinya: "Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya
kepadaMu kami memohon pertolongan.”
Allah ta’ala juga berfirman dalam Surat Al Mulk ayat 2, yaitu:
“Ï%©!$# t,n=y{ |NöqyJø9$# no4qu‹ptø:$#ur öNä.uqè=ö7u‹Ï9 ö/ä3•ƒr& ß`|¡ômr& WxuKtã 4 uqèdur Ⓝ͕yèø9$# â‘qàÿtóø9$# ÇËÈ
Artinya, “Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan
dalam rangka menguji kalian; siapakah di antara kalian orang yang terbaik
amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2)
Al-Fudhail bin
‘Iyadh rahimahullah menafsirkan makna “yang terbaik
amalnya” yaitu “yang paling ikhlas dan paling benar”. Apabila amal itu ikhlas
namun tidak benar, maka tidak akan diterima. Begitu pula apabila benar tapi
tidak ikhlas, maka juga tidak diterima. Ikhlas yaitu apabila dikerjakan karena
Allah. Benar yaitu apabila di atas sunnah/tuntunan.
2. Hadist
Tentang Ikhlas
Banyak
hadist yang menerangkan tentang ikhlas. Dibawah ini merupakan beberapa hadist
yang menerangkan tentang ikhlas, antara lain:
عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض. قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنّيَّاتِ وَ اِنَّمَا
لِكُلّ امْرِئٍ مَّا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ
فَهِجْرَتُهُ اِلىَ اللهِ وَ رَسُوْلِهِ. وَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلىَ
دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلىَ مَا هَاجَرَ
اِلَيْهَا. البخارى و مـسلم
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan harus disertai
dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada
niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka
hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya
karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya,
maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR.
Bukhari [Kitab Bad'i al-Wahyi, hadits no. 1,
Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689] dan Muslim
[Kitab al-Imarah, hadits no. 1907])
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ
رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ
وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
artinya “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan
tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan
hatimu”. [HR. Muslim]
3. Pengertian
Istiqomah
Secara etimologi, Istiqomah berasal dari kata istaqama yastiqimu yang
artinya tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah
diartkan sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Sedangkan secara istilah
Istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak
berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua
bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua
bentuk larangan-Nya. Ibnu Rajab Al Hambali mengungkapkan
bahwa istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak
berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua
bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua
bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu
Rajab Al Hambali. Allah berfirman:
öNÉ)tGó™$$sù !$yJx. |NöÏBé& `tBur z>$s? y7yètB Ÿwur (#öqtóôÜs? 4 ¼çm¯RÎ) $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ׎ÅÁt/ ÇÊÊËÈ
Artinya:
"Maka tetaplah istiqamah kamu sebagaimana yang diperintahkan kepadamu
dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan." (Hud:
112).
4. Hadist
Tentang Istiqamah
Banyak hadist yang menjelaskan tentang istiqomah.
Berikut ini merupakan beberapa hadist tentang istiqamah, yaitu:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ قَالَ
وَكَانَتْ عَائِشَةُ إِذَا عَمِلَتْ الْعَمَلَ لَزِمَتْهُ
Artinya:
Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan)
meskipun sedikit.” Al Qasim berkata; Dan Aisyah, bila ia mengerjakan suatu
amalan, maka ia akan menekuninya.” (HR Muslim)
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال : قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : قاربوا اوسد دوا واعلموانه لن ينجواحد منكم بعمله.
قالواولا انت يا رسول الله؟ قال: ولا انا الاانيتغمد ني الله برحمة منه وفضل
Artinya: Abu Hurairah
ra berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Berusahalah mendekati yang lurus dan
benar dalam melakukan kebaikan dan sedang-sedang sajalah dalam melakukan
kebaikan, tidak terlalu berlebih-lebihan dan terlalu kekurangan. Ketahuilah,
tak seorang pun selamat di akhirat berkat perbuatannya.” Sahabat bertanya,
“Tidak juga engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Tidak juga saya. Hanya
saja Allah meliputi saya dengan rahmat dan karunia-Nya.” (HR. Muslim)
5. Cara Membentuk Diri
yang Ikhlas dan Istiqomah
Untuk menjadi seorang
muslim yang mukhlis, kita harus senantiasa menghadirkan Allah di setiap
pekerjaan kita, baik yang mudah maupun sulit, besar ataupun kecil, tanpa
mengharapkan embel-embel yang akan diperoleh dari pekerjaan tersebut jalankan
dengan sepenuh hati dengan tanpa sesal yang menyelimuti diri jangan putus asa
dikala putusnya asa tapi kuatkanlah iman kepda Allah dengan istiqomah dan doa
tatkala istiqomah terusik oleh nafsu diri yang mengusik ingatlah niat awal
untuk apa dan karena apa dan cepatlah kembali kepzada-Nya dengan meluruskan
niat dan kuatkan tekad agarsegala usaha yang telah terangkai tidak terbuang
sia-sia dan menjadi harapan hamapa.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ikhlas secara etimologi
adalah bahaa Arab yang berakar pada kata خلص yang berarti bersih,
jernih dan tidak tercampur. Ikhlas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
artinya bersih hati, tulus hati. Ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan
suatu amalan ibadah kita diterima Allah Ta'ala. Secara terminologi, ikhlas
adalah beramal semata-mata karena mengharap ridho Allah SWT, atau memurnikan
ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala dari Nya
semata. Secara etimologi, Istiqomah berasal dari kata istaqama yastiqimu
yang artinya tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah
diartkan sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Sedangkan secara istilah
Istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak
berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua
bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua
bentuk larangan-Nya. Untuk menjadi seorang muslim yang mukhlis, kita
harus senantiasa menghadirkan Allah di setiap pekerjaan kita, baik yang mudah
maupun sulit, besar ataupun kecil.
B. Penutup
Demikian makalah yang
penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sunarto dan
Syamsuddin Noor, Himpunan Hadist Qudsi, Jakarta (An Nur:2011), hlm. 3
Sunarto, Achmad dan
Syamsuddin Noor. Himpunan Hadist Qudsi. (An Nur:Jakarta). 2011
Syekh Ibn Utsaimin dan Syekh al-Albani, Syarah Riyadhus Shalihin,
Jakarta ( Sahara Pustaka: 2006 ), hlm. 78-79
Utsaimin, Syekh Ibn dan
Syekh al-Albani. Syarah Riyadhus Shalihin. (Sahara Pustaka: Jakarta).
2006
http://abufarras.blogspot.com/2013/03/arti-makna-ikhlas.html. Pengertian Ikhlas. diakses: Rabu, 18 Maret 2015, pukul 16.17 WIB
http://islamiyyah.mywibes.com/Pengertian%20istiqomah, Pengertian Istiqomah, diakses: Rabu, 18 Maret 2015, pukul 21.33
WIB
http://abufarras.blogspot.com/2013/03/arti-makna-ikhlas.html,
Pengertian Ikhlas, diakses: Rabu, 18 Maret 2015, pukul 16.17 WIB
http://islamiyyah.mywibes.com/Pengertian%20istiqomah,
Pengertian Istiqomah, diakses: Rabu, 18 Maret 2015, pukul 21.33 WIB
http://cafe-islamicculture.blogspot.co.id/2011/10/definisi-dalil-dan-pendapat-ulama.html,
diakses: Kamis 24 Maret 2016, pukul 20.31 WIB
0 Response to "IKHLAS DAN ISTIQOMAH MENURUT PERAWI HADITS BUKHORI DAN MUSLIM"
Post a Comment