KONSEP DAN DINAMIKA KEBUDAYAAN




     I.                   PENDAHULUAN
Hasil gambar untuk KONSEP DAN DINAMIKA KEBUDAYAAN
KONSEP DAN DINAMIKA KEBUDAYAAN
Dalam abad ke- 19 ilmu antropologi telah memperhatikan masalah perubahan kebudayaan terutama terhadap kemajuan kebudayaan manusia. Mulai dari teori-teori tentang evolusi kebudayaan, yaitu perubahaan kebudayaan bangsa di dunia, dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang menjadi komplek. Kemudian, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai ada perhatian terhadap unsur kebudayaan yang dapat ditemukan tersebar luas di berbagai daerah di muka bumi.
Dalam masa menjelang Perang Dunia II, yaitu sekitar tahun 1930 terutama dalam waktu sesudahnya, di antara para ahli antropologi timbul perhatian terhadap perubahaan kebudayaan di antara berbagai bangsa Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh sistem ekonomi , pendidikan, ekonomi, dan organisasi sosial yang dibawa orang Eropa Barat dan Amerika Serikat sebagai penjajah bangsa tersebut. Para ahli Antropologi Ero- Amerika  meneliti gejala perubahan kebudayaan di daerah jajahan hal itu disebabkan karena timbulnya gejala peningkatan kepandaian, kemampuan melawan sistem kolonialisme dan kesadaraan nasionalis di antara bangsa-bangsa tersebut menjadikan itu sebagai ancaman bagai kelangsungan hidup kolonialisme itu sendiri. Proses – proses pengaruh itu menyebabkan kemajuan pada sektor kebudayaan tradisional tetapi kurang cepat pada sektor lainnya. Dengan demikian akan timbul suatu proses yang tidak seimbang, yang dapat menimbulkan krisis, ketegangaan, konflik, dan mungkin juga kehancuran kebudayaan – kebudayaaan pribumi tadi.
  II.                   Rumusan masalah
1.             Apa sajakah konsep dan konsepsi khusus mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan
2.             Proses belajar kebudayaan sendiri
3.             Proses evolusi sosial
4.             Proses difusi
5.             Akulturasi dan similasi
6.             Pembaruan (inovasi)


III.                   PEMBAHASAN
1.             Konsep – konsep dan konsepsi- konsepsi khusus mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan.
Berbagai konsep kebudayaan diantaranya:
1.    Kategori sosial merupakan kesatuan manusia yang terjadi karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri- ciri obyektif  yang dapat di kenakan pada parawarga atau anggota.
2.    Golongan sosial merupakan kesatuan manusia yang memiliki ciri tertentu yang bahkan sering di kenakan pihak luar kepada mereka yang terikat nilai, norma/ adat istiadat.
3.    Komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan berinteraksi secara continyu sesuai dengan sistem adat istiadat, dan terikat oleh rasa identitas komunitas.
4.    Kelompok adat merupakan adalah organisasi yang terbentuk kerena adanya ikatan alamiah dan keturunan, yang mengikat para warganya dengan adat-istiadat serta sistem norma yang telah tumbuh sejak dulu kala.
5.    Perkumpulan adat-istiadat adalah organisasi yang sengaja dibentuk, lengkap dengan aturan-aturannya serta sistem norma yang mengikat para anggotanya.
6.    Pranata sosial adalah sisitem norma khusus yang menata serangkaian tindakan belpola mantap guna memenuhi suatu keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat.
Semua konsep diatas guna untuk menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang di sebut “ Dinamika sosial”. Konsep yang terpenting mengenai proses belajar kebudayaan diantaranya internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Selain itu ada juga perkembangan kebudayaan umat manusia “ Evolusi kebudayaan”, proses penyebaran kebudayaan yang bersamaan dengan perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi “proses difusi”, proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing “ proses akulturasi dan asimilasi, yang pada akhirnya adanya proses pembaharuan “Inovasi”.
2.             Proses belajar kebudayaan sendiri
a.    Proses internalisasi
Merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup individu.
b.    Proses sosialisasi
Semua pola tindakan individu yang menempati berbagai kehidupan dalam masyarakat yang di jumpai seseorang dalam kehidupan sehari-hari sejak ia dilahirkan, dicerna olehnya sehingga individu tersebut akan menjadikan pola-pola tindakan tersebut sebagai bagian kepribadiannya. Oleh karena itu untuk dapat memahami suatu kebudayaan , mengamati jalan nya proses sosialisasi baku yang lazim dialami sebagian besar  individu dalam suatu kebudayaan merupakan metode yang sangat diminati para ahli antropologi sosial.
c.       Proses enkulturasi (Pembudayaan)
Merupakan proses belajar yang menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat, sistem norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang. Proses ini berawal dari sejak awal kehidupan yaitu lingkungan keluarga kemudian dalam  lingkungan yang  makin lama makin luas.
Contohnya cara seorang individu Indonesia mengetahui adat yang menganjurkan bahwa orang yang kembali dari suatu perjalanan jauh, sebauknya membawa oleh-oleh bagi para tetangga dan kerabatdekatnya. Dalam proses sosialisasinya dia telah mempelajari cara bergaul dengan berbagai individu. Norma sopan santun yang didapat yaitu ajaran dari lingkungan keluarga.
3.             Proses Evolusi sosial
Proses evolusi dapat dianalisis secara menditail (mikroskopik) tetapi dapat juga dilihat dari keseluruan  dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (mikroskopik). Proses sosial budaya yang dianalisa secara detil dapat memberi gambaran mengenai berbagai proses perubahan ( recurrent processes) yang terjadi di kehidupan sehari-hari masyarakat.proses sosial-budaya secara mikroskopik berlangsung dalam jangka waktu yang panjang”proses pemberi arah”.
Proses-proses berulang dalam evolusi sosial-budaya. Proses ini ada bersamaan dengan perhatian individu dengan masyarakat.Sebelumnya, para ahli antropologi umumnya hanya memperhatikan adat-istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat yang di teliti tanpa memperhatikan sikap, perasaan, tingkah laku, kebutuhan yang dirasakan individu yang bertentangan dengan adat-istiadat. Upacara, aktivitas serta perbuatan yang menyimpang yang terjadi karena berbagai situasi, keadaan yang berulang kali umumnya di abaikan / kurang diperhatikan. Adadua konsep yang perlu diperhatikan : 1) kebudayaan sebagai komplek dari konsep norma, pandangan yang bersifat abstrak(sistem budaya). 2) kebudayaan merupakan serangkaian tindakan yang konkret, para individu saling berinteraksi (sistem sosial).
Proses mengarah dalam evolusi kebudayaan. Apabila evolusi masyarakat dan kebudayaan di pandang dari suatu jarak yang jauh ini diperhatikan oleh sub-ilmu dari antropologi khususnya prasejarah.

4.             Proses difusi
Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia  pertama hidup di daerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang menempati hampir di seluruh muka bumi yang mungkin terjadi dengan proses pengembang biakan, migrasi, adaptasi fisik dan sosial budaya. Proses evolusi itu menyebabkan makhluk manusia senantiasa memerlukan daerah yang makin lama makin luas. Migrasi tidak merupakan garis lurus namun berbentuk garis spiral di karenakan perpindahan kelompok manusia yang berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi yang merupakan salah satu obyek penelitian ilmu antropologi terutama sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain :
a.    Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain pada zaman prasejarah.
b.    Dengan tanpa  berpindah tempat, kelompok manusia yang sengaja dibawa oleh para pedagang dan pelaut.
c.    Pertemuan antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
Dari hubungan  ini yang berlangsung selama berabad-abad hampir tidak mempengaruhi kebudayaan masing-masing adalah hubungan symbolik. Namun ada juga pertemuan kelompok yang berbeda dengan akibat yang lebih jauh dari hubungan simbolik yaitu penetration pasifique ( penerobosan dengan jalan damai).
Akhirnya proses difusi tidak hanya dilihat dari satu unsur bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain namun dari proses dibawanya suatu kebudayaan ke individu budaya lain. Unsur kebudayaan yang didifusikan tak berdiri sendiri namun suatu komplek yang tidak bisa dipisahkan  atau kata lain digabungkan dari unsur kebudayaan disebut  kulturkomplek.
5.             Akulturasi dan asimilasi
Akulturasi dalam antropologi memiliki beberapa makna (acculturation / culture contact) yang menyangkut konsep yang mengenai proses sosial yang timbul apabila suatu kebudayaan tertentu yang  di hadapkan  pada kebudayaan asing sehingga lambat laun kebudayaan asing tersebut diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Proses akulturasi sudah ada sejak dulu tetapi proses akulturasi dengan sifat yang khusus baru ada ketika abad ke 15. Pada tahun 1910 para ahli antropologi melakukan penelitian sekitar masalah aklturasi yang bersifat deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran mengenai keadaan kebudayaan yang diteliti saat kebudaan tersebut terkena pengaruh kebuayaan Ero Amerika.
Masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5 golongan masalah yaitu :
1.      Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi,mencatat dan melukisan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2.      Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah di terima olehsuatu masyarakat.
3.      Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah di ganti atau di ubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing
4.      Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat menerima unsir-unsur kebudayaan asing,dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam menerimanya.
5.      Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat akultursi .
Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi,seorang peneliti sebaiknya memerhatikan beberapahal, yaitu:
1.      Keadaan sebelum proses akulturasi di mulai.
2.      Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3.      Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima.
4.      Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh.
5.      Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
Dengan demikian, pada waktu melakuakan penelitian mengenai proses akulturasi, kelima hal tersebut sebainya di perhatikan dan juga mengandung 5 bab yang secara khusus yang menguraikan hal-hal tersebut.
Bahan yang terhimpun mengenai keadaan masyarakat sebelum proses akulturasi di mulai merupakan sejarah dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila masyarakat yang diteliti memiliki sumbersumber tertulis, maka bahan tersebut dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode-metode yang umumnya di pakai para ahli sejarah. Apabila sumber tertulis tidak ada masih banyak metode lain yang dapat di gunakan antara lain dengan mewawancarai orang-orang tua. Dengan  metode wawancara seperti itu peneliti dapat mengetahui keadaan sebelum terjadi proses akultirasi,hingga pada saat proses itu mulai bejalan yang dalam antropologi disebut baseline of acculturation, atau “ titik awal proses akulturasi”.
Asimilasi. Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehngga sifat masing-masing beruah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Biasanya terjadi antara suatu golongan minoritas dan golongan mayoritas, sehngga sifat khas dari kebudayaan lambat laun berubah dan menyatu dengan kebudayaan mayoritas.
Proses asimilasi yang telah diteliti, diketahui bahwa pergaulan intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua glongan.

6.             Pembaharuan (Inovasi)
Inovasi adalah suatu pembaharuan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru sehinga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Dengan demikian inovasi adalah pembaruan unsur teknolgi dan ekonomi dari kebudayaan. Suatu proses inovasi tentu berkaitan baru dalam teknologi yang biasanya meruakan suatu proses sosial yang melalui tahap discvery dan invention (discovery adalah penemuan dari suat unsur kebudayaan yang baru, baik suatu alat atau gagasan baru dari seorang atau sejarah atau sejumlah individu, discovery baru menjadi ivention apabila suatu penemuan baru telah diakui, diterima, dan ditetapkan oleh masyarakat).
Contohnya produksi mobil, walaupun mobil telah di produksi namun belum di kenal secara luar maka perlu di propagandakan.
Pendorong penemuan baru. Faktor yang menjadi pendorong seseorang untuk mengembangkan penemuan baru adalah 1) kesadaran akan kukurangan dalam kebudayaan;  2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; 3) sistem perangsang bagi kegiatan mencipta.
Inovasi dan evolusi. Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam rangka kebudayaan tempat penemuan tersebut terjadi, karena suatu penemuan baru jarang merupakan penemuan yang bersifat  mendadak yaitu dari tidak ada menjadi ada. Dengan demikian proses inovasi (proses pembaharuan teknologi ekonomi dan selanjutnya) itu merupakan proses evolusi  juga. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif sedangkan dalam proses evolusi individu itu pasif, bahkan seringkali negatif. Karena kegiatan dan upaya individu itulah, maka suatu inovasi merupakan suatu proses perubahan kebudayaan yang lebih cepat dari pada proses evolusi kebudayaan.


IV.              KESIMPULAN        
Dalam proses evolusi sosial dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a.       Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial.
b.      Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya.
c.       Proses Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan.
Proses Difusi merupakan konsep proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi disebut 
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal,pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru.

  V.                   PENUTUP


VI.                   DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat.2005.Pengantar Antropologi.Jakarta:PT Asdi Mahasatya.



0 Response to "KONSEP DAN DINAMIKA KEBUDAYAAN"

Post a Comment

Popular Posts